Jumat, 14 Desember 2007

epidemologi DM


EPIDEMIOLOGI, PROGRAM PENANGGULANGAN, DAN ISU MUTAKHIR DIABETES MELLITUSOleh : Andi Dyah Pratiwi Sam “Current Issue, Jurusan Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Makassar, 2007” ABSTRACTDM adalah penyakit tidak menular degenerative yang terjadi hampir disemua organ tubuh. DM sering juga di sebut the great imitator. Dimana kadar gula darah lebih tinggi dari biasa/normal (60 mg/dl - 145 mg/dl), ini disebabkan karena gula tidak dapat memasuki sel-sel dikarenakan kekurangan atau resisten terhadap insulin. Metode: pengamatan ini dilakukan dengan cara study pustaka pada beberapa jurnal penelitian DM. Tujuan: dari pengamatan ini adalah untuk melihat dan menggambarkan epidemiologi DM serta mengidentuifikasi saran-saran dari peneliti untuk dapat melanjutkan penelitian yang direkomendasikan secara alamiah dengan melihat berbagai literatur dan penelitian-penelitian yang telah di lakukan untuk menguirangi risiko meningkatnya DM di Indonesia. Kesimpulan: dari pengamatan ini adalah, peningkatan prevalensi DM didasari oleh pola herediter dan life style yang dimana laki-laki dan perempuan hampir sama hanya berbeda pada umur 70-80 tahun Rekomendasi: Masih perlu dilakukan penelitian tentang DM, dan pembahasan tentang penyakit tidak menular lainnya sehingga pencegahan penyakit tersebut dapat diupayakan lebih dini.Kata Kunci : DM, endokrin.


PENDAHULUAN A. Latar belakangPenyakit Tidak Menular (PTM) merupakan masalah yang sangat substansial, mengingat pola kejadian sangat menentukan status kesehatan di suatu daerah dan juga keberhasilan peningkatan status kesehatan di suatu negara. Secara global WHO (World Health Organization) memperkirakan PTM menyebabkan sekitar 60% kematian dan 43% kesakitan di seluruh dunia. Perubahan pola struktur masyarakat dari agraris ke industri dan perubahan pola fertilitas gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat diduga sebagai hal yang melatarbelakangi prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM), sehingga kejadian penyakit tidak menular semakin bervariasi dalam transisi epidemiologi. Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular yang prevalensi semakin meningkat dari tahun ke tahun. Diabetes Mellitus sering disebut sebagai the great imitator, karena prnyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Gejalanya sangat bervariasi dan dapat timbul secara perlahan-lahan, sehingga pasien tidak menyadari akan adanya perubahan seperti minum yang menjadi lebih banyak, buang air kecil ataupun berat badan yang menurun. Gejala-gejala tersebut dapat berlangsung lama tanpa diperhatikan, samapai kemudian orang tersebut pergi ke dokter untuk memeriksakan kadar glukosa darahnya. Pada tahun 1992, lebih dari 100 juta penduduk dunia menderita DM dan pada tahun 2000 jumlahnya meningkat menjadi 150 juta yang merupakan 6% dari populasi dewasa. Amerika Serikat jumlah penderita Diabetes Mellitus pada tahun 1980 mencapai 5,8 juta orang dan pada tahun 2003 meningkat menjadi 13,8 juta orang. Indonesia menempati urutan keempat dengan jumlah penderita diabetes terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat. Dengan prevalensi 8,4% dari total penduduk, diperkirakan pada tahun 1995 terdapat 4,5 juta pengidap diabetes dan pada tahun 2025 diperkirakan meningkat menjadi 12,4 juta penderita. Berdasarkan data Departemen Kesehatan jumlah pasien Diabetes Mellitus rawat inap maupun rawat jalan di rumah sakit menempati urutan pertama dari seluruh penyakit endokrin dan 4% wanita hamil menderita Diabetes Gestasional (www.depkes.go.id). Data Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) dari berbagai penelitian epidemiologis sebagaimana diungkapkan Ketua Pengurus Besar Perkeni dr Sidartawan Soegondo SpPD KE menunjukkan, sekitar tahun 1980-an prevalensi diabetes pada penduduk di atas usia 15 tahun adalah 1,5-2,3%. Penelitian tahun 1991 di kota Surabaya mendapatkan prevalensi 1,43% pada penduduk di atas 20 tahun. Di pedesaan Jawa Timur tahun 1989, prevalensinya 1,47%. Hasil penelitian di Jakarta menunjukkan adanya peningkatan prevalensi diabetes dari 1,7% (1982) menjadi 5,7% (1993). Sementara di Depok dan Jakarta, tahun 2001 angkanya 12,8%. Prevalensi diabetes di Makassar meningkat dari 1,5% (1981) menjadi 2,9% (1998). Rumusan masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam tulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah distribusi penyakit Diabetes Mellitus di Indonesia?2. Bagaimanakah frekuensi penyakit Diabetes Mellitus di Indonesia?3. Bagaimanakah determinan penyakit Diabetes Mellitus di Indonesia?4. Program apakah yang diterapkan dalam menanggulangi masalah penyakit Diabetes Mellitus di Indonesia?5. Apa isu mutakhir tentang penyakit Diabetes Mellitus?Tujuan Penulisan1. Tujuan umumUntuk mengetahui gambaran epidemiologi, program penanggulangan, dan isu terbaru tentang penyakit Diabetes Mellitus di Indonesia.2. Tujuan khususa. Untuk mengetahui distribusi penyaka.b. Untuk mengetahui frekuensi penyakit Diabetes Mellitus di Indonesia.c. Untuk mengetahui determinan penyakit Diabetes Mellitus di Indonesia.d. Untuk mengetahui program yang diterapkan dalam menanggulangi penyakit Diabetes Mellitus di Indonesia.e. Untuk mengetahui isu mutakhir tentang penyakit Diabetes Mellitus. Manfaat penulisan1. Manfaat praktisDiharapkan makalah ini dapat menjadi sumber informasi terbaru untuk para analisdalam melakukan penelitian dan juga pihak terkait agar dapat membuat program-program yang akurat untuk mengatasi masalah Diabetes Mellitus khususnya di Indonesia. 2. Manfaat keilmuanDiharapkan dapat menjadi kajian dan acuan serta bahan bacaan dalam studi literatur dalam konteks penelitian.3. Manfaat bagi penulisPenulis dapat menambah wawasan tentang penyakit Diabetes Mellitus dan mampu mempelajari serta mancari tahu atau dapat meneliti hal-hal yang dianggap dapat berhubungan dengan penyakit Diabetes Mellitus.

Tidak ada komentar: